Siklus Ekonomi dalam Ekonomi Islam
Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
HIMPUNAN
MAHASISWA EKONOMI ISLAM (HIMAEKIS)
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
Hai
Sahabat Ekonom Rabbani!!
Kembali lagi dalam MIMBAR
EKIS,selanjutnya kita akan membahas mengenai hakikat:
“Siklus Ekonomi dalam Ekonomi Islam”
1. Pengertian Bisnis dalam Islam
Setiap manusia memerlukan harta untuk
mencukupi segala kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, manusia akan selalu
berusaha memperoleh harta kekayaaan itu. Salah satunya melalui bekerja dan
salah satu dari ragam bekerja adalah berbisnis. Islam mewajibkan setiap muslim,
khususnyaa yang memiliki tanggungan, untuk “bekerja”. Bekerja merupakan salah
satu sebab pokok yang memungkinkan manusia memiliki harta kekayaan. Untuk
memungkinkan manusia berusaha mencari nafkah, Allah SWT melapangkan bumi serta
menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan manusia untuk cari
rezeki.
Bisnis islami dapat diartikan sebagaai
serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak kuantitas
kepemilikan hartanya (barang/jasa) termassuk profitnya, tetapi dibatasi dalam
cara perolehaan dan pendayagunaan hartanya terdapat aturan halal dan haram.
2. Harta
dalam Bisnis Islam
Secara
bahasa, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Muhith
karya Al-Fairuz Abadi, dalam bahasa Arab, harta disebut al-mal atau jamaknya al-amwal. Secara harfiah, harta (al-mal) adalah ma malaktahu min kulli syai artinya segala sesuatu yang kamu
miliki. Adapun dalam istilah syar’i harta diartikan sebagai sesuatu yang
dimanfaatkan dalam perkara yang legal menurut hukum syara’ (hukum islam),
seperti bisnis, pinjaman, konsumsi dan hibah (pemberian). Berdasarkan hal ini,
dapat dikatakan bahwa apapun, baik barang maupun jasa, yang digunakan oleh
manusia dalam kehidupan dunia merupakan harta. Uang, tanah, kendaraan, rumah, perhiasan
perabotan rumah tangga, hasil perkebunan, hasil kelautan, dan pakaian termassuk
kategori harta kekayaan.
3. Orientasi Syariah
Sebagai Kendali Bisnis Islam
Sejarah
dengan kaidah ushul “al-aslufi al-afal
at-taqayyud bihuhmi asy-syar’i”, yang berarti bahwaa hukum asal suatu
perbuatan adalah terikat dengan hukum syara’: wajib, sunnah, mubah, makruh atau
haram, pelaksanaan bisnis harus tetap berpegang pada ketentuan syariat. Dengan kata lain, syariat
merupakan nilai yang menjadi paling strategis ataupun taktis organisasi bisnis.
Dengan
kendali syariat, bisnis bertujuan mencapai empat hal utama, yaitu:
1)
target hasil: profit-materi dan benefit
non-materi;
2)
pertumbuhan, artinya terus meningkat;
3)
keberkahan atau keridhaan Allah.
Target hasil: profit-materi
dan benefit non-materi. Tujuan perusahaan tidak hanya untuk mencari profit (qimah madiyah atau nilai materi)
setinggi-tingginya, tetapi juga memperolrh dan memberikan benefit (keuntungan
atau manfaat) non-materi kepada internal, organisasi perusahaan dan eksternal
(lingkungan), seperti terciptanya suasana persaudaraan, dan sebagainya.
Benefit
yang dimaksudkan tidak semata-mata memberikan manfaat kebendaan, tetapi juga
dapat bersifat non-materi. Islam memandang bahwa tujuan suatu amal perbuatan
tidak hanya beorientasi padaa qimah
madiyah. Masih ada tiga orientasi lainnya, yaitu qimah insaniyah, qimah khuluqiyah, dan qimah ruhiyah. Dengan orientasi al-
insaniyah berarti pengelola perusahaan juga dapat memberikan manfaat yang
bersifat kemaanusiaan melalui kesempatan kerja, sedekah, dan bantuan lainnya. Qimah khuluqiyan mengandung pengertian
bahwa nilai-nilai akhlaqul karimah (akhlak mulia) menjadi suatu kemestian yang
harus muncul dalam setiap aktivitas pengelolaan perusahaan, sehingga dalam
perusahaan tercipta hubungan fungsional atau professional. Sementara itu, qimah ruhiyah berarti perbuatan tersebut dimaksudkan untuk
mendekatkan diri kepadaa Allah. Dalam setiap amalnya, seorang muslim selain
harus berusaha meraih qimah yang
dituju, upaya yang dilakukan itu juga harus sesuai dengan aturan islam. Dengan
kata lain, suatu aktivitas harus disertai dengan kesadaaran hubungan dengan
Allah.
4. Cara Berbisnis dalam
Islam
a)
Bangun Motivasi Dan Bulatkan Tekad
Untuk
menjadi pengusaha diperlukan tekad yang kuat untuk menghadapi berbagai
kesulitan selama mengembangkan usahanya untuk menembus semak belukar dunia
usaha yang gelap dan tajam.
b)
Tawakal Kepada Allah SWT
Setelah
tekad sudah bulat, bertawakallah kepada allah SWT. dengan sebaik-baik tawakal.
Dengan tawakal pikiran menjadi tenang saat bekerja, tidak khawatir akan sesuatu
kemungkinan yang terjadi karena sudah memasrahkan kepada Allah SWT. Bebrapa hal
yang terpenting dalam memulai suatu usaha sebagai berikut:
1)
Saat merintis usaha, jangan memaksakan
diri untuk berbisnis sesuai gambaran ideal yang anda miiliki.
2)
Pilih Bisnis Yang Dapat Dikuasai Dengan
Cepat
Pilihlah bisnis yang ada hubungannya dengan latar
belakang pendidikan atau hobi agar dapat
dikuasai dengan cepat dan lebih mudah.
3). Tentukan
Deferensiai Produk
Pikirkan
produk apa yang kira-kira dapat dijual tanpa banyak persaingan serta belum ada
produk lain dengan merek yang kuat yang berhubungan pada produk tersebut.
4). Pilih Fokus Dan
Bekerjalah Secara Fokus
Tujuan
fokus adalah semakin ahli dan menguasai bidang usaha yang kita geluti yang pada
akhirnya akan terbangun merek yang kuat yang terkait erat dengan satu jenis
produk saja dibenak pelanggan contohnya pizza-hut.
5. Carilah Teman Atau
Partner
Janaganlah
takut mencari partner, jangan mengerjakan semua pekerjaan sendiri, masing
masing orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Carilah teman yang dapat
menutupi kekurangan anda.
1)
Perkuat Kesabaran, Ketakwaan, Dan
Tawakal
Bersabarlah
atas segala masalah dan kegagalan yang terjadi, maju terus jangan berputus asa
dari jalan allah swt.
2)
Berbuat baiklah dan tinggalkan maksiat.
Banyak
jalan kebaikan yang dapat melapangkan rezeki dan memudahkan urusan dan dengan
meninggalkan maksiat akan melapangkan rezeki.
5.
Pemegang Kepentingan Dalam Bisnis
Orang-orang
yang merencanakan bisnis, yang melaksanakan bisnis dan menanggung risiko akibat
bisnis disebut pemegang kepentingan dalam bisnis (stakeholders). Jeff Madura (2002) meengemukakan bahwa pada
prinsipnya ada enam stakeholders dalam
bisnis, yaitu sebagai berikut.
1. Pemilik,
yaitu orang-orang atau individu yang menciptakan atau merencanakan bisnis dan
mengorganisasikan, mengelola, dan menanggung risiko bisnis. Pemilik bisnis
daapat disebut seorang wiraswasta (entrepreneur),
yaitu orang yang mengorganisasi, mengelola, dan menanggung risiko yang dihadapi
untuk melalui bisnis. Seorang yang berwiraswsta disebut juga wiraswastawan.
2. Kreditor,
yaitu institusi keuangan (bank) atau individu yang memberikan pinjaman.
3. Karyawan,
yaitu orang-orang yang mengelola bisnis
(perusahaan) tersebut. Ada karyawaan non-majerial skill daan inilah yang
dinamakan pekerja, dan ada pula karyawan manajerial skill, yaitu manajer.
4. Pemasok,
yaitu orang atau perusahaan yang menyuplai bahan baku.
5. Konsumen,
yaitu mereka yang membutuhkan dan menginginkan produk atau jasa tersebut.
6. Masyarakat
(umah), yaitu orang-orang yang berhak menerima zakat dan shadaqah dan pemilik
bisnis.
6. Kepentingan Bisnis
Semua manusia mempunyai kebutuhan
yang serba aneka, dan kebutuhan ini harus dipenuhi, misalnya berupa kebutuhan
akan makanan, pakaian, dan perumahan, dalam istilah populernya, kebutuhan akan
sandang, pangan dan papan mulai dari bentuk sederhana, sampai bentuk yang
mewah, canggih dan sangat mahal dengan segala perlengkapannya. Misalnya
pakaian, dari pakaian sederhana orang primitif sampai pakaian manusia abad
terakhir, berbagai perlengkapan orang miskin, pakaian keluarga raja-raja sampai
pakaian para astronot, dan sebagainya. Demikian pula, perumahan mulai dari
gubuk liar, perumahan kumuh sampai real estat.
7. Prinsip – Prinsip Bisnis Islam
a. Asas-Asas Dalam Bisnis
Sebelum membahas lebih lanjut tentang
pembentukan lingkungan yang islami, ada baiknya kita sedikit mengenal
prinsip-prinsip dasar dalam etika bisnis islam
1) Kesatuan
Kesatuan disini merupakan kesatuan
sebagiamana terefleksikan dalam konsep tauhid,yang memadukan keseluruhan aspek
kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi,politik, social, menjadi keseluruhan
yang homogeny, serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang
menyeluruh. Dari konsep ini,islam menawarkan keterpaduan agama,ekonomi, dan
social demi membentuk kesatuan.
2) Keseimbangan
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan
bisnis, islam mengharuskan untuk berbuat adil, tidak terkecuali pada pihak yang
tidak disukai.
3) Kehendak
bebas
Kebebasan merupakan bagian penting dalam
etika bisnis islam, tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif.
4) Tanggung
Jawab
Kebebasab tanpa batas adalah suatu hal
yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya
pertanggungjawaban dan akuntabilitas. Untuk memenuhi tuntunan keadilan dan
kesatuan manusia harus mempertanggungjawabkan tindakannya.
5) Kebenaran
Dalam konteks bisnis, kebenaran
dimaksudkan sebagian niat, sikap, dan perilaku benar yang meliputi proses akad
(transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas pengembangan ataupun dalam
proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan.
C. Fenomena Siklus Bisnis di
Setiap Negara
Setiap negara mengharapkan suatu
perekonomian yang ideal di mana pertumbuhan ekonomi diharapkan tumbuh secara terus
menerus, tanpa mengalami penurunan. Pertumbuhan tersebut disertai stabilitas
harga dan kesempatan kerja yang terbuka luas. Sayangnya, dalam dunia nyata
perekonomian umumnya mengalami kondisi yang naik turun, setidak-tidaknya
dilihat dari perkembangan tingkat output dan harga. Naik turunnya aktivitas
ekonomi tersebut relatif terjadi dan terjadi berulang-ulang dengan rentang
waktu yang bervariasi. Dalam ilmu ekonomi, gerak naik turun tersebut dikenal
sebagai siklus bisnis (The Business cycle). Siklus dapat terjadi dalam jangka
pendek, jangka menengah, atau jangka panjang, tergantung sistem ekonomi yang
dianut dan penyebab siklus dalam suatu negara. Kaum kapitalis memperkirakan
bahwa akan terjadi krisis (economics down turn) dalam siklus bisnis setiap 25 tahun
sekali, sedang kaum sosialis memperkirakan krisis akan terjadi setiap 45 tahun
sekali, jangka waktu ini lebih panjang mengingat besarnya peran pemerintah
dalam perekonomian terutama dalam pengaturan harga. Kalau kita melihat ke
belakang, sejarah terjadinya resesi tahun 1936 telah menyadarkan ekonom klasik
tentang adanya siklus bisnis dalam perekonomian. Keseimbangan pasar yang diatur
oleh mekanisme pasar terkadang tidak selamanya terjadi karena adanya potensi
over supply (kelebihan penawaran) dalam 8 perekonomian. Kenyataannya, full
employment (penggunaan tenaga kerja penuh) tidak akan pernah dapat dicapai,
perekonomian akan selalu dihadapkan pada masalah inflasi dan pengangguran. Pada
satu sisi perekonomian berusaha untuk memaksimalkan output (maksimisasi
penggunaan resourses), sedang pada sisi yang lain akan ada ancaman stabilitas
harga.
Adanya keterbatasan
resources (faktor-faktor produksi, termasuk didalamnya tenaga kerja)
menyebabkan pada satu titik kenaikan harga akan melampaui kenaikan barang yang
diproduksi, akibatnya akan ada penurunan pendapatan riil masyarakat sehingga
akan terjadi penurunan permintaan (kelebihan supply). Kelebihan supply ini akan
menyebabkan berlakunya pengangguran faktor-faktor produksi (termasuk tenaga
kerja) dalam perekonomian. Siklus bisnis dapat digambarkan sebagai gelombang
naik-turun aktivitas ekonomi. Siklus ini terdiri atas empat elemen (Dornbusch,
et.al., 2008), yaitu:
a. Gerakan menaik (Recovery)
b.
Titik puncak (peak)
c.
Gerakan Menurun (recession)
d. Titik terendah (trough)
Pada saat fase
gerakan menaik, biasanya pertumbuhan ekonomi meningkat dan menyebabkan daya
beli masyarakat meningkat. Pada fase ini inflasi bergerak naik sampai pada
titik puncak dan inflasi mencapai titik optimum pada satu siklus tersebut
kemudian akan kembali menurun seiring penurunan pertumbuhan ekonomi dan daya
beli masyarakat. Gerakan menurun berimplikasi pada meningkatnya angka
pengangguran dan deflasi atau penurunan harga-harga barang dan jasa. Kadang
kala karena berbagai faktor, terjadi pertumbuhan 9 ekonomi yang begitu baik,
sehingga titik kulminasinya jauh di atas biasanya atau disebut kondisi boom.
Namun sebaliknya
dapat juga terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi jauh dibawah titik nadir yang
biasanya. Hal ini disebut depresi (depression). Sebagai contoh, depresi besar
(great depression) yang dialami negara-negara kapitalis selama 1929-1933, di
mana output ekonomi berkurang drastis sementara tingkat pengangguran tercatat
sangat tinggi.
Demikian juga
dengan krisis ekonomi yang pernah dialami Indonesia yaitu krisis moneter tahun
1997/1998 di mana pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi (pertumbuhan ekonomi
negatif) sebesar 15 % pertahun di tahun 1998. Pengaruh siklus bisnis terhadap
inflasi dan pengangguran pada siklus yang tergolong ringan bisa dikatakan tidak
membahayakan perekonomian. Hanya saja pada siklus menurun dengan rentang waktu
cukup lama dan menyebabkan meningkatnya pengangguran atau siklus menaik yang
menyebabkan inflasi tercatat cukup tinggi (misalnya di atas 10 persen dan terus
bergerak naik) maka kebijakan ekonomi sangat berperan penting di sini.
Beberapa
penelitian menemukan bahwa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal sangat
berperan penting dalam stabilitas siklus bisnis terutama dalam pengendalian
inflasi dan pengangguran. Stimulus kebijakan fiskal dengan menambah anggaran
pada saat siklus menurun (resesi) beberapa kalangan menilai lebih efektif untuk
menggerakkan perekonomian sektor riil sehingga pada akhirnya pengangguran akan
mengalami penurunan.
Untuk
mengendalikan permintaan masyarakat, kebijakan moneter di nilai juga efektif
dalam mempengaruhi fluktuasi inflasi yang berlebihan. Efektivitas kebijakan ini
tergantung jangka waktu (jangka panjang atau 10 jangka pendek) dan tergantung
bagaimana sensitivitas respons perekonomian terhadap dua kebijakan tersebut.
Daftar Pustaka
Chapra, M. Umer, (2001), Masa Depan Ilmu Ekonomi, Sebuah
Tinjauan
Islam, Terjemahan. Jakarta: Gema Insani
Press
Alhamdulillah.
Jazakumullah Khoyr, atas partisipasi sahabat sekalian untuk membaca dan mengunjungi kami. Semoga ilmu yang sedikit ini dapat bermanfaat untuk sahabat
semua.
Aamiin allahuma aamiin..
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakaatuh
amburadul websitenya, navigasinya susah
BalasHapus