Pertumbuhan Ekonomi dalam Ekonomi Islam
Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
HIMPUNAN
MAHASISWA EKONOMI ISLAM (HIMAEKIS)
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
Hai
Sahabat Ekonom Rabbani!!
Kembali lagi dalam MIMBAR
EKIS,selanjutnya kita akan membahas mengenai hakikat:
“Pertumbuhan Ekonomi Dalam Islam”
A.Pertumbuhan Ekonomi dalam Islam
Banyak ahli ekonomi
maupun ahli flkih yang memberikan perhatian terhadap pertumbuhan ekonomi yang
menjelaskan bahwa maksud pertumbuhan bukan hanya aktivitas produksi saja. Lebih
dari itu, pertumbuhan ekonomi merupakan aktivitas menyeluruh dalam bidang
produksi yang berkaitan erat dengan keadilan distribusi. Pertum. buhan bukan
hanya persoalan ekonomi, melainkan aktivitas manusia yang ditujukan untuk
pertumbuhan dan kemajuan sisi materiel dan spiritual manusia. (Tariqi, 2004)
Penekanan di sini ialah bahwa pertumbuhan
ekonomi telah ada dalam wacana pemikiran Muslim klasik, yang dibahas dalam
“pemakmuran Bumi” yang merupakan pemahaman dari iirman Allah QS. Hud [ll] ayat
61:
‘..Dia yang menjadikan kamu dari tanah dan
menjadikan kamu pemakmumya....”
Terminologi “pemakmuran tanah” mengandung
pemahaman tentang pertumbuhan ekonomi, sebagaimana dikatakan oleh Ali bin Abi
'Ihalib kepada seorang gubernurnya di Mesir: “Hendaklah kamu memperhatikan
pemakmuran tanah dengan perhatian yang lebih daripada daipada orientasi
pemungutan pajak. karna pajak sendirri hanya dapat dioptimalkan dengan
pemakmuran tanag. Barangsiapa yang memugut pajak tanpa memperhantikan
pemakmuran tanah. negara tersebut akau hancur.’
Perhatian Islam terhadap pcrtumbuhan ekonoml
scbcnamya telah mcndahului sistem kapitalisme atau marxisme yang bcrkcmbang di
Barat. Hal ini dibuktikan dengan berbagai hasil karya tentang ekonomi dunia
dalam pertumbuhan ekonomi merupakan hasil karya kaum Muslim yang jauh mendahului
karya-karya Barat. Contohnya, lbnu Khaldun yang tclah mcnyinggung terminologi
pertumbuhan ekonomi dalam bukunyn Muqaddzmah (784 H) dalam bab tentang
peradaban dan Cara mewujudkannya. Kemudian kitab Al-Khamj karangan Abu Yusuf
yang mengungkapkan harga dalam pembahasan tcntang pertumbuhan ekonomi, di mana
ia menetapkan saran bagi khalifah Harun al Rasyid untuk mengatur pajak.
Bcbcrapa pemahaman pokok mengenai pertumbuhan
ekonomi yang ddlhat dan perspektiflslam di antaranya mengenai batasan tentang
persoalan ekonomi. perspektif Islam tidaklah sama dengan yang dianut oleh
kapitalisme. di mana yang dimaksud dengan persoalan ekonomi yaitu persoalan
kekayaan dan minimnya sumber-sumber kekayaan. Perspektif Islam menyatakan bahwa
hal itu sesuai dengan kapasitas yang telah disediakan oleh Allah untuk memenuhi
kebutuhan manusia yang ditujukan untuk mengatasi persoalan kehidupan manusia.
Kemudian dilihat dari tujuan pokoknya, Islam
tidak melihat pertumbuhan kekayaan sebagai sesuatu yang terpisah dengan cara
distribusinya dan tuntutan realisasi keadilan sosial. Hal ini karena Islam
terhubung dengan cara distribusinya, tuntutan untuk merealisasikan pertumbuhan
kekayaan bagi anggota masyarakat dalam suasana kemudahan dan kasih sayang, dan
berbagai persyaratan yang memungkinkan mereka dapat saling memberi dan
menjalankan tugas dalam kehidupan ini. Di sisi lain, Islam mendorong agar
produk masyarakat mampu memenuhi kebutuhan pokok semua anggotanya dengan
sejumlah komoditas yang memang diperlukan dalam tingkat berimbang bagi
keseluruhan untuk mendapatkannya.
3.karakteristik Pertumbuhan Ekonomi lslam
Tariqi (2004) mcnguraikan mengcnai beberapa
karateristik dalam bertumbuhan ekonomi Islam. sebagai berikut:
1. Serba Meliputi.
Islam melihat bahwa pertumbuhan lebih dari sekadar
materi dagan memiliki tujuan yang lebih universal dibandingkan dengan
oricntalis terbatas yang ingin dicapai oleh sistem-sistem kontemporer yaitu
untuk menciptakan kéadilan sosial. Islam berada dalam dua sisi lebih utama di
mana yang ingin diciptakan yaitu masyarakat yang sempurna dari semua aspek.
Masyarakat yang mencerminkan keadilan sosial dalam aturan-aturan buatan manusia
hadir dalam bentuk yang hambar jika dibandingkan dengan tujuan-tujuan penting
yang ingin dijaga oleh Islam secara esensi, yaitu untuk menciptakan masyarakat
yang sempurna.
2. Berimbang.
Pertumbuhan ekonomi Islam tidak hanya
diorientasikan untuk menciptakan pertambahan produksi, namun ditujukan
berlandaskan keadilan distribusi sesuai dengan fu'man Allah QS. al-Maaidah [5]:
8:
'..Berbuat adillah kamu sesungguhnya hal itu
yang paling dekat dengan ketaatan..."
Keadilan dilakukan dengan memberlakukan
kebaikan bagi semua manusia dalam kondisi apa pun. Tujuan pertumbuhan ekonomi
dalam Islam yaitu adanya kesempatan semua anggota masyarakat untuk mendapatkan
kecukupan, bukan kekurangan.
3. Realistis
Realistis adalah suatu pandangan terhadap
permasalahan sesuai kenyataan. Sifat realistis dalam bidang pertumbuhan ekonomi
menjelaskan bahwa Islam melihat persoalan ekonomi dan sosial yang mungkin
terjadi di masyarakat Islam dengan tawaran solusi yang juga realistis. Contoh
sifat realistis sekaligus idealis Islam yaitu cara pemecahan persoalan
kemiskinan. Dari sisi realistisnya, Islam menawarkan aturan zakat untuk
menanggulangi kemiskinan.
4. Keadilan. Islam dalam menegakkan
hukum-hukumnya didasarkan atas landasan keadilan dj antara manusia. Allah telah
memerintahkan untuk berbuat adil dalam banyak ayat Al-Qur’an. Allah berfirman
dalam QS. an-Nahl [16] ayat 90:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku
adil dun berbuat kebajikan, memberi kepada kerabat, dun Allah melarang dari
berbuat keji, kemungkaran dun permusuhan. Dia memberipengajaran kepada kamu
agar kamu mendapat pelajaran.”
5. Bertanggung jawab.
Landasan adanya tanggung jawab sebagai salah
satu fondasi paling penting diungkapkan secara jelas dan gamblang dalam syariat
Islam. Iika mengikuti syariat ini, maka kita dapat menyimpulkan bahwa adanya
tanggung jawab ada dua sisi: a. Tanggung jawab antara sebagian anggota
masyarakat dan sebagian golongan lainnya.
b. Tanggung jawab negara terhadap masyarakat.
6. Mencukupi.
Islam tidak hanya menetapkan adanya
karakteristik tanggung jawab, namun tanggung jawab itu haruslah mudak dan mampu
mencakup realisasi kecukupan bagi semua manusia. Oleh karenanya Islam membagi
tanggung jawab itu sebagai kewajiban atas golongan kaya, kerabat, orang-orang
yang diberi kemudahan, dan negara hingga semua potensi ini menjadi satu sinergi
besar untuk mengatasi persoalan kemiskinan.
7.Berfokus pada Manusia.
Karakter ini sesuai dengan posisi manusia yang
merupakan duta Allah di muka Bumi dan inilah yang mencirikan tujuan dan
pengaruh pertumbuhan ekonomi dalam Islam. Pertumbuhan dalam Islam ditujukan
untuk menciptakan batas kecukupan bagi seluruh Warga negara agar ia tcrbebas
dari segala bentuk penghambaan, baik dalam bidang finansial maupun bidang
hukum, kecuali hanya penghambaan kepada Allah. Fokus pertumbuhan ekonomi Islam
tidak lain adalah manusia itu sendiri agar tidak diperbudak materi sebagaimana
kaum kapitalis dan menjadi hina karena tidak memiliki kebebasan sebagaimana
dalam ekonomi sosialis.
4.Dimensi Keadilan dalam Pembangunan Ekonomi
Islam
Pandangan nonfilosofis dan non-agamis,
pembangunan yang berdimensi keadilan mengandung justitikasi teoretis seperti
yang telah dikemukakan Myrdal dan Streeten dalam Arief (2002):
1. Sebagian besar rakyat di negara-negara
sedang berkembang berada dalam kondisi-kondisi kehidupan yang menyedihkan baik
dalam tingkat kesehatan, fasilitas pendidikan, perumahan, dan sanitasi. Ini
semua jelas menjadi faktor yang membuat mereka tidak mempunyai kapasitas untuk
bekerja secara intensifsehingga tingkat produksi keseluruhan dalam
negara-negara ini yang berasal dari kekuatan rakyat relatif sangat rendah.
Menaikkan pendapatan riil rakyat sehingga memungkinkan mereka memenuhi
kebutuhan dasar untuk kehidupan yang layak tentu akan mendorong kenaikan
produktivitas dan produksi nasional.
2.Adanya social inequality dalam kehidupan
sosial ekonomi mengakibatkan rendahnya social mobility sehingga menimbulkan
suatu situasi free competition yang kejam yang mematikan golongan lemah. Pada
akhirnya ini merusak perkembangan ekonomi. Usaha menimbulkan economic equality
dipercayai akan dapat mengubah situasi ini sehingga proses social mobility menjadi
lebih lancar dan sifat kompetisi menjadi lebih beradab dan wajar.
3. Adalah pendapat yang keliru menyatakan
bahwa dengan menimbulkan berakumulasinya kekayaan di tangan segelintir orang
ini akan cenderung untuk melaksanakan investasi produktif secara besar-besaran.
Fakta-fakta menunjukkan bahwa orang kaya di negara yang sedang berkembang
adalah orang-orang yang terkenal sebagai orang yang banyak melakukan pelarian
modal k6 luar negeri oleh karena tidak aman di sekitar rakyat yang melarat.
Dibarengi dengan sistem pengumpulan pajak yang lemah, maka saving yang
diharapkan terkumpul dengan banyak dari orang kaya ini menjadi tidak dapat
direalisasikan.
4. Konsolidasi nasional hanya mungkin terjadi
jikalau kehidupan sosial ckonomi mengandung keadilan sosial. Adalah merupakan
ilusi untuk mendapatkan proses konsolidasi nasional yang mumi selama jurang
antara yang kaya dan yang miskin lebar dan terns melebar.
Jusmaliani (2005) menguraikan mengenai dimensi
keadilan secara lebih spesiflk dalam kaitannya dengan ekonomi Islam. Keadilan
secara harfiah diartikan sebagai memberikan kepada semua yang berhak akan
haknya. baik pemilik hak itu sebagai individu atau kelompok atau berbentuk
sesuatu apa pun, bernilai apa pun, tanpa melebihi ataupun mengurangi. Tanpa
melakukan pemihakan yang berlebihan,
setidaknya dalam koridor konsep maupun premis,
Islam mengajarkan tentang keadilan jauh lebih dahulu sebelum kaum konvensional
meletakkan prinsip-prinsip keadilan dalam ekonomi. Islam telah memiliki dasar
hukum yang kuat dalam pengaturan keadilan dan keseimbangan antara hak-hak dan
kewajiban, antara individu dan masyarakat, antara rohani dan jasmani. dan
antara dunia dan akhirat.
Konsep keadilan dibagi menjadi dua, yaitu
pertama, keadilan primordial yang merupakan esensi dari keseimbangan yang
berhubungan dengan Tuhan. Konsep keadilan ini menjadi sifat Allah SWT, seperti
sifat-sifat lainnya. Hal ini menjadi aksioma dalarn epistemologi tauhid, tetapi
tidak disyaratkan ataupun dikonfigurasikan, namun hanya sebagai bentuk tipologi
supercardinar dan supermanifold dari stock of knowledge, sehingga keadilan
primordial merupakan bagian dari bentuk tipologi supercardinar tauhid.
Kedua, keadilan sosial dan distribusi keadilan
yang terlihat sebagai perintah syariah untuk dijalankan oleh manusia, yang
sebelumnya dalam politik ekonomi Islam tidak ada dualitas atau pemisahan di
antara keduanya. Apa pun bentuk dari keadilan, keuntungan sosial akan diperoleh
dari negara Islam yang ekonominya kuat dan sebaliknya. Dua kondisi ini di
masyrakat akan saling mendorong satu sama lain. Dalam politik ekonomi Islam
kesinambungan antara keadilan Sosial dan distribusi keadilan harus dijaga
sehingga djperlukan individu-individu dengan moral yang tinggi. Pemberdayaan
yang diutamakan yaitu mendorong perluasan knowledge-creation dalam masyarakat,
karena syariah mengajarkan untuk menjaga amanah masyarakat dengan memberikan
prioritas utama pada kebutuhan keamanan dan usaha yang berbasis pada kemampuan
dasar masyarakat. Sektor swasta umumnya memiliki spesialisasi pada pemenuhan
kebutuhan dasar, sedangkan dinamika kebutuhan dasar ini dapat dianggap sebagai
fungsi dari perubahan keadilan dan kesejahteraan sosial yang didorong oleh
pembentukan pengetahuan masyarakat yang terus-menerus, yang pada gilirannya
akan mendorong pertumbuhan ekonomi Islam.
Selanjutnya, peran dimensi keadilan dan
pemerataan bagi pertumbuhan ekonomi dalam Islam, juga merupakan bagian dari
paradigma pembangunan ekonomi modern dalam Islam. Lebih lanjut mengenai
bagaimana paradigma pembangunan ekonomi modern dalam perspektif Islam itu
dibangun dan dilaksanakan, akan penulis uraikan dalam bab selanjutnya. Selain
itu, penulis juga akan menjelaskan mengenai instrumen pemerataan dalam Islam,
misalnya instrumen zakat.
Huda Nurul
dkk.2015.Ekonomi Pembagunan Islam edisi pertama.Jakarta: PT Adhitya Andrebina
Agung
Wallahu
a’alam bishshawab..Alhamdulillah.
Jazakumullah Khoyr, atas partisipasi sahabat sekalian untuk membaca dan
mengunjungi kami. Semoga ilmu yang sedikit ini dapat bermanfaat untuk sahabat
semua. Aamiin allahuma aamiin..
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakaatuh
Komentar
Posting Komentar